Senin, 22 Juni 2009

Peduli Bahaya Bullying di Sekolah

Bandung, 18/6 - “Tindakan bullying di sekolah mengarah pada penggunaan kekuatan ataupun wewenang untuk menindas seseorang atau sekelompok orang di dalam lingkungan sekolah secara sering atau bahkan berulang kali,” ujar Diena Haryana pendiri Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa) yang ditemui di Jakarta pada 16 Juni kemarin.
Untuk memotret persoalan ini, perlu ditelaah terlebih dahulu kondisi pendidikan di Indonesia saat ini, yakni kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal merupakan faktor internal yang berpengaruh langsung bagi perilaku para pelajar atau mahasiswa beserta pendidiknya, sedangkan kondisi eksternal adalah kondisi non-pendidikan yang merupakan faktor tidak langsung bagi timbulnya potensi kekerasan dalam pendidikan. Dukungan dan komitmen dari semua pihak adalah langkah awal untuk dapat mengurangi tindakan bullying di sekolah dan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang positif dan sehat.
Tindakan bullying di sekolah dapat menyebabkan korban merasa tertekan, mengalami trauma, dan merasa tidak berdaya sehingga dapat menghambat proses belajar dan proses perkembangan jiwa korban. Bullying juga dapat menyebabkan proses belajar menurun akibat menurunnya kemampuan analisa si korban tersebut. Sebuah penelitian di Indonesia juga menyebutkan bahwa akibat tindakan bullying, tingkat depresi korban menjadi meningkat dan tindakan bunuh diri semakin sering terjadi di Indonesia. Para pelaku tindakan bullying pada umumnya cenderung menjadi pelaku tindakan-tindakan kriminal lainnya.
Oleh karena itu, pihak-pihak yang memang memiliki tanggung jawab baik secara langsung maupun tidak langsung atas terjadinya tindakan bullying di lingkungan sekolah harus sadar dan membimbing para murid untuk menghindari tindakan bullying. Tindakan bullying memberikan pengaruh yang negatif pada anak-anak.(T/S)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar